Selasa, 8 September 2020

Ketika Ingin Berubah, Perlukah Mengakui Perselingkuhan Kepada Pasangan?

Bila ingin bertobat dan meninggalkan selingkuhan, perlukah mengakui kepada pasangan? (foto: The Independent

Seorang istri mengisahkan penyesalan atas perselingkuhan yang telah dia lakukan. Memang dia sudah sungguh-sungguh 


menyesali pengkhianatan yang telah dilakukan kepada sang suami namun yang menjadi pertanyaan besar di hatinya adalah perlukah dia mengakui kepada suaminya mengenai apa yang sudah dia perbuat? Bila saja waktu bisa diulang, sungguh dia bertekad tidak akan pernah melakukan pengkhianatan itu dan lebih memilih menjadi istri yang setia.

Untungnya sebelum ketahuan oleh sang suami, dia telah sadar dan langsung meninggalkan selingkuhannya walaupun prosesnya tidaklah gampang. Dalam hati dia bertekad tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama lagi. Jadi, masih perlukah mengakui perselingkuhan dengan jujur kepada pasangannya? Bagaimana bila seandainya kita mengalami hal yang sama? Sudah cukupkah menyimpan kisah perselingkuhan itu sendiri dan bertekad penuh akan kembali menjadi suami atau istri yang setia?

Penasaran dengan pendapat teman-teman mengenai hal di atas saya pun membuka ruang diskusi di Facebook dan di group WA alumni SMA saya. Triwany Purba mengatakan kalau berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Memang baginya perselingkuhan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dimaklumi sehingga Triwany dan sang suami sampai membuat perjanjian kalau ada yang berkhianat wajib keluar dari rumah tanpa bekal apa pun.

Menurutnya, selingkuh terjadi pasti karena ada niat, jadi sebelum meniatkan sesuatu harus berpikir dulu akan akibat yang ditimbulkan. Itulah sebabnya Triwany selalu berdoa agar di dalam keluarganya dijauhkan dari hal yang demikian. Bang Saul Purba berpendapat kalau selingkuh adalah pengkhianatan janji pernikahan yang sulit diterima pasangan. Oleh karena itu sebaiknya jangan diakui namun harus segera dihentikan sebelum menjadi bom waktu yang siap meledakkan rumah tangga kapan saja. Memang berat meninggalkan selingkuhan namun bila saja masih ada perasaan cinta kepada pasangan maka pasti akan bisa mengalahkan nafsu perselingkuhan.

Kaha Rolandi H Situmorang menambahkan sebaiknya perselingkuhan memang harus diakui namun harus siap juga menerima risiko. Namun menarik sekali di mana menurut kaha Rolandi ada hal yang lebih penting daripada pengakuan yaitu pertobatan dan pembuktian kesungguhan. Pertobatan untuk memperbaiki diri dan membuka komunikasi dalam rangka mengoreksi ketidaknyamanan hubungan suami istri. Apalah artinya mengaku namun tidak sungguh-sungguh ingin berubah. Kira-kira demikianlah pendapat kaha Rolandi tersebut

Namun yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana kalau akhirnya perselingkuhan diketahui pasangan dari orang lain atau malah dari selingkuhan tersebut yang tidak terima ditinggal? Apalagi sudah menikah, jarang sekali perselingkuhan hanya sekedarnya. Bukankah dampaknya lebih bahaya daripada langsung mengakui kepada pasangan? Kaha Rolandi mengatakan dalam hal demikian perlu komitmen dan pengakuan dalam rangka memahami letak kesalahan kemudian bersama-sama melepaskan pasangan dari jurang perselingkuhan. Namun supaya tidak terjadi hal yang demikian kaha Rolandi berpesan agar perselingkuhan diantisipasi sejak dini.

Seorang kakak kelas menambahkan kalau jangan sampai coba-coba berselingkuh apalagi sudah menikah namun apabila sudah tergelincir maka lebih baik mengaku. Satu hal yang dipesankan kakak tersebut kalau pengakuan sebaiknya jangan langsung dilakukan tetapi nanti setelah buah-buah perubahan sudah terlihat. Bila belum terlihat perubahan maka bisa fatal akibatnya dan membuat kepercayaan pasangan runtuh. Namun itu semua kembali lagi bagaimana Anda mengenali pasangan Anda.

Bang W P mengatakan kalau pengakuan itu janganlah didorong oleh rasa takut namun benar-benar karena kesadaran yang sungguh-sungguh. Setiap manusia memiliki pertimbangan apa yang terbaik untuk dirinya sehingga sebaiknya bertobat sebelum sempat tersebar. Bang Wadyo Pasaribu menambahan kalau sebagai manusia terpelajar maka sebaiknya menjaga diri agar menjadi manusia yang benar-benar bermartabat.

Ternyata teman-teman memiliki pendapat yang berbeda-beda namun saya pribadi menarik kesimpulan kalau bertahan dengan tidak mengakui perselingkuhan akan menimbulkan perasaan bersalah dan ketakutan seandainya saja pasangan kita suatu saat mengetahui dari orang lain. Sebaliknya, berani mengutarakan perselingkuhan dan meminta maaf akan membuat hati lebih tenang.

Pengakuan jujur yang disertai tekad berubah, penting bukan hanya membantu untuk membebaskan diri dari rasa bersalah namun juga meringankan jalan untuk keluar dari jerat perselingkuhan. Diharapkan setelah mengakui perselingkuhan maka akan timbul sikap saling instropeksi diri dan mencari akar penyebab perselingkuhan. Tidak heran hubungan pasangan menjadi lebih dekat seperti orang yang sedang berpacaran lagi. Artinya? Kemungkinan untuk berselingkuh lagi akan lebih kecil karena hubungan suami istri sudah menjadi lebih baik.

Memang kejujuran dalam hal ini bisa membuat pasangan merasakan sakit hati yang bukan main. Belum lagi risiko dicurigai terus-menerus. Namun bila kemarahannya sudah reda dan hatinya sudah mulai pulih, maka kejujuran yang sudah kita tunjukkan akan membuatnya lebih yakin akan perubahan kita karena itu adalah sebuah bukti kesungguhan kalau kita benar-benar ingin berubah. Inilah keuntungan lain bila saja kita berani mengakui kesalahan.

Share on :

0 ulasan:

Catat Ulasan

 
© Copyright Dunia Islam 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all